Wattpad

Bahasa Daerah Jambi nyaris Punah?

Dulu sewaktu di Jambi, saya termasuk pengguna Gila bahasa Jambi. bahkan saat diskusi di kampus dulu, terkadang saya mencampur adukkan bahasa inggris dengan bahasa Jambi. setelah berada di kampung orangpun tak pelak bahasa Jambi tetap menjadi bahasa kebanggaan karena bagi saya Bahasa Ibu yang satu itu sudah begitu melekat dengan Lidah saya, mempengaruhi dialek saya dan selalu jadi buah bibir dalam percakapan saya. Bahkan saat bercakap-cakap menggunakan bahasa Indonesia sekalipun, Bahasa Jambi masih terselip di antaranya. Kebanggaan saya terhadap bahasa saya terkadang menyulitkan saya menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Jambi nyaris tidak berbeda dengan Bahasa indonesia hanya saja senantiasa berakhiran O (sama seperti bahasa malaysia yang berakhiran E)
Karena Inbuhan O ini, bahasa Jambi terdengar agak Kasar ( merujuk kepada salah seorang teman di kemah PTAI bagi para Praja Muda Karana di tahun 2008/2009, salah seorang teman yang merupakan Kandidat dari Solo terkejut mendengar bagaimana sesama anak Jambi berinteraksi. bagi mereka kami terdengar seperti orang yang selalu marah-marah, padahal suara kerasa adalah bentuk excitement dalam berbahasa dan logat O menambahkan  kesan'beringas'  itu)

Ketika berada di daerah, kok bahasa Gue dan Elo itu kayaknya gaul banget yah? ternyata setelah saya mencoba sendiri, malah bahasa Jambi jauh lebih Gaul di bandingkan dengan Gue, dan eLo. Penggunaan Bahasa *wak, *jok, *bele atau *Kanji lebih saya nikmati di bandingkan bahasa Gaul yang terkenal di Indonesia melalui sinetron ABG di tipi itu. *pontelpalakbarbie
2006 adalah pertama kalinya saya melangkah ke Jakarta seorang diri, pada saat itu adalah saat dimana saya merasa sendiri. seperti tidak Ada orang Jambi di Ibu Kota. Setiap kali kawan datang dan bertanya asal saya dari Mana, (dan setelah saya jawab dari Jambi)  mereka akan lanjut mengeluarkan pertanyaan kedua; "Jambi dimana ya? di sulawesi ya?"
Tapi beberapa tahun kemudian saya mulai tau bahwa Jambi cukup di kenal di Jakarta barat dimana banyak tetua, kawan dan sodara yang tinggal disana. sayapun bertemu dengan beberapa kawan lama di sini. Sungguh senangnya hati saya karena saya bisa menghidupkan kembali kerinduan saya terhadap Jambi. Tapi pada kenyataanya, mereka tetap enggan berbahasa Jambi.
Salah seorangkawan dari Jambi bertemu dengan saya di Xtrans sewaktu kita bersama-sama ingin melaju ke bandara dari BSD. awalnya tidak saling kenal, lalu beliau  bertanya pada saya, Mau kemana. dengan enteng saya menjawab "mudik ke Jambi!" meskipun dalam hati saya, dia mungkin gak akan tau dengan Jambi. Tapi saat dia mengeluarkan Statement; "gw dari Jambi juga!" alangkah senangnya hati saya. setelah itu saya berusaha menjawab dengan bahasa Jambi juga untuk melanjutkan percakapan yang lebih Akrab. Tapi apa mau di Kata, teman saya ini menolak menggunakan bahsa Jambi. Bagi saya, menolak berbahsa Jambi (jika kamu orang Jambi) sama artinya dengan menolak keakraban persaudaraan yang saya tawarkan.
Di Komplek perumahan dimana saya tinggal bersama orang tua pun, tidak sedikit pemuda-pemudi yang kuliah nun Jauh di pulau Jawa. Tapi terkadang, mereka bahkan tidak berbahasa Jambi di Kampung sendiri, merasa sudah menjadi orang kota sehingga meninggalkan bahasa Jambi dan menggantikannya dengan Bahasa Indonesia atau jika perlu bahasa Inggris saat bercakap-cakap dengan orang Jambi. miris ya? (Dak cool be lah!)
Tapi di suatu hari, mengenang Perjalanan saya di Malaysia (Waktu itu saya mengejar-ngejar seorang musisi prancis, Hugo d'C demi belajar Tabla dan Flamenco), dalam perjalanan di KLIA saya bertemu dengan seorang abang-abang yang bertanya, "orang Indonesia ya?" hingga akhirnya sampai ke percakapan di daerah asal bahwa saya adalah orang Jambi. dan beliau langsung nyerocos menggunakan bahasa melayu Jambi dengan senangnya. saat itu saya merasa tidak sendiri. sangat menyenangkan mendengar orang lain berbahasa ibu yang sama dengan kita di negri Orang, bukan?
Tapi walau bagaimanapun, kebanggaan terhadap bahasa Jambi sangat tipis. beberapa Kawan malah dengan bangganya menggunakan bahsa Indonesia di kehidupan sehari-hari (padahal komunitasnya Jambi-jambi juga) untuk menunjukkan seolah-olah mereka adalah kaum intelektual, Padahal bagi saya Intelek adalah orang yang dengan bangga menunjukkan kedaerahannya. Yang dengan bangga berbahasa Bahasa ibunya di antara orang-orang yang berbahasa Inggris sekalipun. Yang dengan Bangga menyebutkan, : "Sayo dari Jambi!"

Bagi teman-teman yang berasal dari daerah luar yang ingin sedikit belajar berbahasa Jambi, berikut beberapa kosakata yang tidak di gunakan dalam bahasa Indonesia: (Di dapat dari Sumber berikut)
 kosakata Aneh:
Wak (Awak )=  Kamu
Jok = Panggilan untuk kawan dalam bahasa Jambi
bele = bodoh
Kanji = Centil
Pontel = patah atau lepas

Bahaso Jambi Kota
 Bahasa Indonesia


A

Aek
Aek Sahi
Aya, Ba', 

Air
Air Teh
Bapak, Ayah

B

Babasuan
Batreak
Babelok
Bada
Babala
Baladas
Balang
Balarak
Balepetan, Bahelet-heletan
Baroyat
Bebaso
Becak, becek
Beleret
Bengen
Berak
Bolong
Buah Peci, Ekal
Bucu
Budak
Blambun
Brosongan

Mencuci
memanggil
Berbalik Arah
Wadah
Bertengkarn Pengantin
Sepuasnya, sesuka-sukanya
Roda
Arak-arakan pengantin
Berceceran
Cerito
Berbahasa
Becek
Berderet
Lama, Kuno
Buang Air Besar
Berlubang
Kelereng
Sudut , Pojok
Anak
Banyak
Tempramen

C

Campak
Ceper

Jatuh
Hidangan

D

Dak Katek
Dalu
Dedat
Dewek

Tidak Ada
Malam
Sering
Sendiri 

E



F



G

Garang

Galo
Gawe
Gerobok

Ruangan Tanpa Atap Dan Diberi Dinding Setengah Biasa Tempat Mencuci Dan Menjemur Pakaian
Semua
Kerja
Lemari

H



I

Iko, Siko
Itam Muam

Ini, Sini
Hitam Pekat
J

Jaramba
Jarit Lap

Jembatan 
Kain Lap

K

Kaco/Kacau
Kajang
Kantong Asoy
Kagi, Klagi, Kagek
Katik/Katek
Kca', Kecak
Kedeboran
Kek Mano
Kempot
Kenyok
Kenyot
Kereta
Kiniki/Kinitu
Kinjang-kinjang
Kojek
Kongsi
Koyak Rabak
Kpek
Kulum/Bon-Bon

Aduk
Ukuran Kertas Karton
Kantong Plastik/Keresek
Nanti
Ada
Ikat Pinggang
Kebesaran (pakaian yang kebesaran)
Macam Mano
Penyok
Bukan 
Miring
Sepeda 
Sekarang
Capung
Botak , Gundul 
Gabungan. Bergabung
Sobek , Robek
Dompet 
Permen

L

Lanse
Lekok Lebing
Lobok

Lokek

Gorden 
Permukaan Yg Kurang Rata
Sesuatu yang terlalu kecil jika dimasukkan kedalam lobang/rongga
Pelit/ Kikir

M

Menung
Mokte, mokyu, moknga
mekdo, mekte, mekning
Motorpet, Honda
Mutar
Mutur

Termenung 
panggilan untuk kakak perempuan
Panggilan untuk bibi atau tante
Kendaraan Roda Dua 
Berputar
Sarapan Pagi

N

Ngapo
Nyombong Handar
Ngarayau

Kenapa
Bohong Terus
Jalan-jalan

O



P

Pacul, Ucul
Padek
Pakdo/Pakcik
Payo, payu
Payo
Pelimbahan
Pinggan
Pokel
Pongkang
Pucat Lesi

Lepas
Pandai, Pintar
Sebutan untuk Paman yang lebih muda
Ayo
Rawa
Comberan 
Piring 
Lepas 
Lempar 
Kondisi Dalam Ketakutan

Q



R

Roban

Kandang

S

Sekok
Selempir
Semak Mamun
Sorontu, Sariantu, Semalam, soretu
Sroal, Seroal
Sudu
Suruk Pancit

Satu 
Selembar 
Berantakan tidak terawat
Kemarin 
Celana 
Sendok 
Petak Umpet

T

Takalik,Takirap
Takucil
Tajunte, Tajolor
Tapangging
Tecirit, Tekincit
Taruntun
Tempong
Tungku

Tumpah 
Tercecer
Sesuatu yang tergantung
Kandas
Mendadak Buang Air Besar
Turun
Lempar 
Tempat Masak

U

Umo, Kumo.

Sawah

VWXYZ

No comments:

Post a Comment

 

Quotes

“Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri—satu-satunya hal yang membuat kita ada.”
Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara