Apakah Augmented Reality?
Realitas tertambah, atau kadang
dikenal dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR (augmented
reality), Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan augmented reality
sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata,
berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi
antarbenda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia
nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi
tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui
perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan
penjejakan yang efektif.
Selain menambahkan benda maya dalam
lingkungan nyata, realitas tertambah juga berpotensi menghilangkan
benda-benda yang sudah ada. Menambah sebuah lapisan gambar maya
dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan nyata
dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja
dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok
dan lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga
menutupi meja nyata dari pandangan pengguna.
Milgram dan Kishino (1994)
merumuskan kerangka kemungkinan penggabungan dan peleburan dunia nyata
dan dunia maya ke dalam sebuah kontinuum virtualitas. Sisi yang paling
kiri adalah lingkungan nyata yang hanya berisi benda nyata, dan sisi
paling kanan adalah lingkungan maya yang berisi benda maya.
Dalam realitas tertambah, yang lebih
dekat ke sisi kiri, lingkungan bersifat nyata dan benda bersifat maya,
sementara dalam augmented virtuality atau virtualitas tertambah, yang
lebih dekat ke sisi kanan, lingkungan bersifat maya dan benda bersifat
nyata. Realitas tertambah dan virtualitas tertambah digabungkan menjadi
mixed reality atau realitas campuran.
Realitas tertambah dapat
diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan, dan
penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan,
militer, industri manufaktur, realitas tertambah juga telah
diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak,
seperti pada telepon genggam. (sumber:wikipedia)
Sejarah Augmented Reality
Konsep pertama augmented reality dikenalkan oleh Morton Heilig, seorang
cinematographer pada tahun 1950an. Ketika itu Augmented Reality
membutuhkan sebuah alat yang besar sebagai alat output. Alat output
dapat berupa yang dipasang ditubuh kita (dikenal dengan nama HMD, Head
Mounted Device), ada juga yang berupa monitor, seperti monitor TV, LCD,
monitor ponsel, dll. Alat HMD pertama kali ditemukan pada tahun 1968
oleh Ivan Sutherland dari Harvard University. Augmented reality dengan
input berupa sensor GPS diperkenalkan pada tahun 2003 dari hasil
penelitian Loomis, dkk pada karya ilmiahnya Personal guidance system for
the visually impaired using GPS, GIS, and VR technologies, pada tahun
1994.
Pada tahun 1996, [11] Rekimoto dalam karya ilmiahnya Augmented
Reality Using the 2D Matrix Code. In Proceedings of the Workshop on
Interactive Systems and Software memperkenalkan marker 2D untuk pertama
kalinya. Dua tahun kemudian ARtoolkit, augmented reality library pertama
kali diluncurkan oleh Kato
Pada tahun 2009 Lab MIT(Mistry, dkk) meneliti sixth sense project dan
Wear Ur World – A Wearable Gestural Interface dimana augmented reality
di implementasikan pada kehidupan sehari-hari.
Prinsip Kerja Augmented Reality
Sistem Augmented Reality bekerja berdasarkan deteksi citra dan citra
yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya sebenarnya cukup
sederhana. Camera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang
diberikan, kemudian setelah mengenali dan menandai pola marker, webcam
akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang
dimiliki. Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi
bila sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan
menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya.
Mengenal Lebih Lanjut Augmented Reality
Perbedaan antara Virtual Reality dan Augmented Reality
Virtual Reality mengacu pada penggabungan dari objek dunia nyata ke dunia digital/maya.
Augmented Reality merupakan kebalikan dari Virtual reality yang berarti
integrasi elemen-elemen digital yang ditambahkan ke dalam dunia nyata
secara realtime dan mengikuti keadaan lingkungan yang ada di dunia nyata
Metoda Augmented Reality
Marker Augmented Reality (Marker Based Tracking)
Aplikasi augmented ini berjalan dengan memindai tanda atau yang lebih
sering disebut sebagai marker. Marker biasanya merupakan ilustrasi hitam
dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih.
Komputer akan mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan
dunia virtual 3D yaitu titik (0,0,0) dan 3 sumbu yaitu X,Y,dan Z.
Markerless Augmented Reality
Salah satu metode Augmented Reality yang saat ini sedang berkembang
adalah metode "Markerless Augmented Reality", dengan metode ini pengguna
tidak perlu lagi menggunakan sebuah marker untuk menampilkan
elemen-elemen digital.
Apakah Markerless AR dalam menjalankan aplikasi tidak melakukan
pemindaian marker? Sekalipun dinamakan dengan markerless namun aplikasi
tetap berjalan dengan melakukan pemindaian terhadap object, namun ruang
lingkup yang dipindai lebih luas dibanding dengan marker AR. Seperti
yang saat ini dikembangkan oleh perusahaan Augmented Reality terbesar di
dunia Total Immersion, mereka telah membuat berbagai macam teknik
Markerless Tracking sebagai teknologi andalan mereka, seperti Face
Tracking, 3D Object Tracking, dan Motion Tracking.
1. Face Tracking
Dengan menggunakan alogaritma yang mereka kembangkan, komputer dapat
mengenali wajah manusia secara umum dengan cara mengenali posisi mata,
hidung, dan mulut manusia, kemudian akan mengabaikan objek-objek lain di
sekitarnya seperti pohon, rumah, dan benda-benda lainnya.
2. 3D Object Tracking
Berbeda
dengan Face Tracking yang hanya mengenali wajah manusia secara umum,
teknik 3D Object Tracking dapat mengenali semua bentuk benda yang ada
disekitar, seperti mobil, meja, televisi, dan lain-lain.
3. Motion Tracking
Pada
teknik ini komputer dapat menangkap gerakan, Motion Tracking telah
mulai digunakan secara ekstensif untuk memproduksi film-film yang
mencoba mensimulasikan gerakan.
Contoh Augmented Reality Android
Pada artikel pengenalan augmented reality android, saya akan mencoba
memberikan contoh 3 game augmented reality yang dapat anda download
dengan klik URL atau gambar yang terkait
iButterfly Indonesia
Game menangkap kupu-kupu dengan shake android anda ketika kupu-kupu tepat pada target
Dapat anda download dengan klik gambar di bawah ini
My DragonflyMerupakan game karya salah satu vendor android yaitu samsung, cara bermain sama seperti iButterfly namun yang ditangkap adalah capung. Untuk download silakan klik gambar di bawah ini
monstARMerupakan permainan mirip dengan tamagochi yang di support oleh salah satu operator di indonesia yaitu indosat. Untuk download anda dapat klik gambar di bawah ini atau menuju ke situs official di sini
Sumber :
http://maxiandroid.blogspot.com/2012/04/pengenalan-augmented-reality-android.ht
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete